Rabu, 11 April 2012

Gelar yang baik

materi 1 heran terhadap dunia pendidikan kita semakin lama semakin nggak adil. lihat aja pendidikan sekarang cuma buat mereka yang berduit mereka yang miskin nggak punya kesempatan lihat aja kalo orang kaya gampang banget buat sekolah sampai si,s2,s3 bahkan es doger sekali pun dia mampu beli. lah kalo orang miskin palin sampe tk tuh aja dah ngutang abis - abisan. curang cuuy. but by the way, nihhh semua orang kalo kuliah ato sekolah pasti ntar dapet gelar bagi yang berduit contohnya: se sarjana ekonomi sh sarjana hukum sT sarjana teknik ya nggak tapi bagi mereka yang miskin mereka juga punya gelar cuman beda tipis cuy nih SH susah hidup SE sarjana edan ( karena stress nggak pernah lulus) ST sarjana ngirit (karena hidupnya sangat miskin) tapi ada lho gelar yang berasal dari luar negri dan anehnya semua manusia nggak mau make/menyandang gelar itu pasdahal artinya sangat bagus banget. yaitu almarhum. artinya yang disayang. aneh banget kok nggak ada yang mau make padahal kalo di tulis diundangan bagus tuhhh almarhum siapa diundang ke pesta perkawinan si iniii

Jumat, 02 September 2011

Sabtu, 25 Desember 2010

aku ingin ibu

tepuk tangan menghiasi kelas 5A di sd fajar pagi seluruh kelas tampak ceria katika dewi selesai membacakan puisi tentang ibu. maklumlah hari itu adalah hari ibu dan seluruh siswa diminta untuk membuat karangan puisi untuk dibacakan di hari ibu.

akan tetapi tak seluruh siswa bergembira karena di bangku pojok belakang seorang anak lelaki tertunduk dengan sedih perlahan air matanya jatuh menetes membasahi seragamnya karena dia teringat dengan ibunya yang telah meninggal dua hari yang lalu akibat sakit lever yang di deritanya.semakin lama semakin banyak tetesan air mata yang membasahi seragamnya entah kenapa dengan perasaan kesal dia berlari meninggalkan kelas.

melihat hal itu gurunya pun langsung mencari anak tersebut dan mendekatinya dan menanyakan mengapa dia melakukan hal tersebut anak tersebut menjawab" ibuku telah meninggal 2 hari yang lalu sedang ayahku kini pergi meninggalkanku" jawab anak tersebut dengan isak tangis yang pilu. betapa terkejutnya guru tersebut mendengar jawaban anak itu. kemudian guru tersebut pun mencoba menenangkan anak itu dan membujuknya agar kembali ke kelas untuk belajar kembali akan tetapi anak tersebut enggan menuruti ajakan gurunya.

akhirnya gurunya pun membiarkan anak tersebut di taman sendirian karena sudah putus asa untuk membujuknya masuk kelas. jam sekolah pun selesai lebih awal dari biasanya dan seluruh siswa pun pulang ke rumah masing - masing dengan orang tuanya yang sudah menunggu mereka. anak tersebut terus menangis ketika dia melihat seluruh siswa pulang bersama orang tuanya. masih teringat bagaimana ibunya menemani dan mengantarnya pergi serta pulang sekolah dan bagaimana ibunya mengurus keperluannya dalam kesehariannya. hari makin siang dan seluruh siswa telah pulang semua kerumah masing - masing kecuali siswa tersebut. guru lain pun melihat kejadian tersebut dan mendatanginya dan mencoba berkomunikasi dengannya " kenapa kamu nak" tanya guru tersebut tapi siswa tersebut hanya diam seribu bahasa " sudah makan belum"? tanya guru tersebut. siswa tersebut menggeleng dengan diam seribu bahasa guru tersebut mencoba untuk berkomunikasi sekali lagi dengan cara menghiburnya akan tetapi dia diam seribu bahasa guru tersebut mencoba menghiburnya dengan membuat dia tertawa akan tetapi semua usahanya sisa - sia jangankan tertawa senyum kecil puun tidak ada yang ada hanyalah airmata yang keluar dari matanyadan jatuh membasahi pipinya sambil berkata "dimanakah ibuku" mendengar hal itu guru tersebut langsung berkata " kok malah menangis emangnya ada apa dengan ibumu" "ibuku telah meninggal dua hari yang lalu dan aku kini sendirian dirumah" jawab siswa tersebut. "lho ibumu meninggal tapi masih ada ayah kamu kan" dengan mengusap airmata yang mengalir di pipinya siswa tersebut berkata "ayahku telah pergi entah kemana sejak ibuku meninggal" dan aku kini benar - benar sendirian.
ketika siswa tersebut berkata seperti itu tak terasa air mata sang guru pun meleleh dan berkata sambil memeluk siswa tersebut "kasihan sekali kau nak masih kecil kau sudah harus menanggung beban yang amat berat, dan sekarang maukah engkau pulang bersamaku dan mengakui aku sebagai orang tuamu saat ini. siswa tersebut menatap wajah guru tersebut mengangguk pelan yang berarti menandakan setuju.

***
setiap hari sang guru tersebut pergi di pagi hari secara bersama - sama. anak kecil tersebut sekolah sedangkan sang guru pergi mengajar di tempat yang sama. begitu juga pulangnya kini anak tersebut sudah tidak lagi kesepian baginya guru tersebut adalah orang tuanya saat ini. akan tetapi "niat baik tak selamanya berjalan dengan rasa nikmat" begitulah pepatah mengatakan karena niat sang guru yang awal mulia dipandang sebelah mata oleh rekan - rekan seprofesinya mereka meremehkan niat dan perbuatan tersebut karena biasanya yang merawat anak - anak yatim ialah mereka yang berkecukupan dan sudah matang usianya. tetapi dia masih bujangan sudah berani mengambil anak yatim apa tak salah. di mata mereka kalo bujangan sudah mengasuh anak yatim jodohnya pun sulit.
omongan tersebut selalu hadir dan keluar masuk di telinga sang guru akan tetapi sang guru tidak menggubrisnya. baginya adalah menolong mereka yang kesusahan akan mendapat blasan yang baik dari sang pencipta terlebih dia selalu ingat nasihat dari guru agamanya yang berada dikampung. " nak jika engkau memuliakan anak yatim maka engkau akan mendapat balasan yang sangat baik dan tak terduga. dan selain itu dia akan bersama Rasulullah saw di surga bagaikan 2 jari yang tak terpisahkan guru tersebut memberikan 2 gambara n jari telunjuk dan jari tengahnya yang saling menempel" nasihat tersebut sangat membekas dalam benak sang guru.sehingga jika ingat nasihat itu maka semangatnya seperti tumbuh kembali.
****
anak yang berada dalam asuhan sang guru kini mulai bertambah usianya tapi masih dalam usia anak - anak yang masih merindukan sang ibu. rasanya tak lengklap bagi seorang anak kecil tak punya ibu. dan hal tersebut besanr adanya terkadang rasa kesepian datang kepada hati anak tersebut sampai dia bermimpi bertemu kembali dengan ibu kandungnya" dalam tidurnya dia bertemu dengan bundanya yang sudah di alam lain. dia ingin bersama sang bunda akan tetapi sang bunda semakin menjauh dan menjauh kemudian menghilang bersama gelapnya malam di alam mimpi.sesaat terjagalah anak tersebut kemudian air mata meleleh dari matanya sambil di iringi isak tangis sambil di iringi bisikan kecil. dengan memeluk sebuah bantal dia berbisik " ya Allah aku ingin ibuku kembali, ya Allah aku ingin Ibu yang mengasuhku dengtan penuh kasih sayang tanpa membedakan darimana diriku ini kumohon Ya allah, dia terus menangis sehingga membangunkan sang guru yang sedang tertidur lelap yang kemudian menanyainya " nak mengapa kau menangis" tanya sang guru "ayah, ibu kemana yah? tanya anak tersebut kepada sang guru" sang guru pun menjawab " oohh kau pasti rindu Ibu mu ya" tanya guru tersebut dengan senyuman yang hangat " iya aku ingin ibu. ayah" "ohhh, sudahlah nak kemarilah berikan aku pelukan kecil agar aku bisa menghapus rasa sedihmu" anak tersebut langsung memeluk sang guru. kemudian sang guru langsung memeluk anak tersebut sambil di iringi nyanyian pengantar tidur " aku ingin ibu" gumam anak tersebut di telinga sang guru.yang kemudian tertidur pulas.

****
pagi hari yang cerah sang guru pun memulai aktifitasnya bersama anak - anak di sekolah tempat dia mengajar. akan tetapi pikirannya sedi9kit agak terganggu di hari ini dengan ucapan anak asuhnya semalam. masih jelas terpikirkan perkataan anak tersebut semalam dan terus beredar di pikirannya sepanjang hari itu sehingga akhirnya dia meminta nasihat kepada kawan - kawan setianya yang selama ini menjadi tempat konsultasi jika dia sedang bermasalah " tok - tok, pintu rumah kawannya di ketuk dan mengucapkan salam. akan tetapi tak ada satupun jawaban yang keluar dari dalam rumah. namun beberapa menit kemudian keluarlah sosok yang dinanti dari dalam rumah tersebut. " oh kau mari silakan masuk, ada apa nihh kau kemari kawan" tanya kawan tersebut dengan ramah. sang guru pun masuk dengan langkah perlahan dan duduk di kursi teras dan mulai bercerita tentang permasalahnnya. " hahaha" tawa kecil pun keluar dari mulut sang kawan. " hei kawanku sudah saatnya kau menikah kasrena dengan meniukah anak tersebut pasti ada yang menjaganya. " ya pasti tapi apakah ada wanita yang mau berbagi dengan anak yatim yang saat ini berada dalam pengawasanku" tanya sang guru kepada kawannya " ya saya yakin pasti ada masalahnya bagaimana usaha engkau mencari dan menmdapatkan wanita yang seperti itu" jawab temannya dengan nada optimis, " bagaimana caranya" tanya sang guru dengan penuh selidik"ah kau ini masa yang seperti ini perlu diajarin dewasa domng kau kan sekarang buukan remaja lagi yang sedang mencari cinta pertama" jawab temannya dengan positif. " jujur saat ini aku tak pernah merasakan jatuh cinta lagi semenjak dulu sma cintaku bertepuk sebelah tangan" seru guru tersebut " ah kau ini yang berlalu biarlah berlalu jangan kau siksa dirimu dengan cara seperti ini"temannya pun memberikan dorongan. " kau benar tidak seharusnya aku bersikap seperti ini mungkin sudah seharusnya aku menikah" jawab sang guru " ya sudah pasti dan jangan tunda lagi. kau kan sekarang sudah mapan pekerjaan pun sudah punya. rumah biarpun ngontrak tapi bisa membuat kau nyaman berteduh tunggu apa lagi kawan" jawab kawannya" temannya memberikan dorongan dan semangat. mendengar penjelasan kawannya sang guru pun hanya menanggukan kepala tanda setuju terhadap saran yang diberikan kawannya. 15 menit kemudian sang guru pun pamit kepada kawannya untuk pulang ke rumah kontrakkannya karena anak yatim yang ada dalam pemeliharaannya pasti sudah menunggu.
******
sampinya di rumah sang guru pun langsung membuka pintu rumah dan mencari sang anak yatim akan tetapi setelah dsipanggil namanya berkali- kali dan dia juga mencarinya di seluruh ruangan rumah kontrakkannya akan tetapi sisa - sia usahanya tak ada hasil karena sang anak tak ada di rumah. " duhh ini anak kemana ya biasanya dia sudah ada di rumah" seru sang guru ketika sang guru ingin keluar mencari anak tersebut terdengarlah suara pintu di ketuk sebanyak 3 kali disertai dengan salam " ketika sang guru membuka pintu tersebut dilihatnya sosok seorang akhwat yang cantik jelita. melihat hal itu sang guru terdiam sedetik bagaikan di siram air es hatinya. sedangkan matanya hampir tak berpindah ke posisinya yang lain selain yang ada di depannya." permisi, permisi maaf" sang akhwat pun membuka percakapan akan tetapi sang guru masih melamun" aha iya ada apa neng " sahut sang guru dengan gugup" ini saya melihat anak ini tersesat di dekat rumah saya dan saya berniat hendak mengantarkan dia kerumahnya apa benar ini rumahnya" tanya sang akhwat dengan sopan dan tangan kirinya memegang tangan anak yatim tersebut dan bersembunyi di belakang sang akhwat tersesbut. " ah iya terima kasih anda sudah menemukan dia tadinya saya mau keluar untuk mencarinya." jawab sang guru dengan perasan gugup yang sama " nak ini rumahmu pulang yah" perintah akhkwat tersebut denga suara lembut kepada sang anak tetapi sang anak malah menggeleng " kok tak mau" tanya sang akhwat dengan rasa heran " aku masih mau main sama ibu vira" jawab anak tersebut. perintah yang sama terus diulangi akan tetapi jawabannya tetap sama dan malah makin merengek." " eh jangan begitu nanti orang tuamu marah lo katanya mau jadi anak baik" bujuk sang akhwat kepada anak tersebut. "tapi besok aku boleh main lagi ya" boleh - boleh" jawab sang akhwat dengan tersenyum. sang anak kemudian masuk ke rumah sang guru dengan berlari kecil" maaf merepotkan anda " kata sang guru dengan tangan menggaruk bagian belakang kepalanya disertai dengan senyuman lebar yang dibarengi dengan rasa gugup. " sang akhwat pun tersenyum sambil menundukan matanya dia berkata" taka apa - apa namanya juga anak - anak sudah ya saya pamit dulu Assalamualaikum" waalaikum salam" jawab sang guru dengan rasa gagap." ahhh itu akhwat cakep banget" pikirnya"dooor ayah ngapain lagi mikirin ibu vira ya" tanya anak tersebut " ah enggak ayah nggak ngapa - ngapain kamu kali yang bikin ayah cemas hari ini " sanggah sang ayah sambil mencubit pipi sang anak dengan gemas " kamu kemana aja hari ini kok pulangnya malammm sihhh" jawab sang guru dengan sedikit manja ' aku habis main sama ibu fira trus sku juga di ceritaiin sampe ketiduran di rumahnya" celoteh anak tersebut dengan gayanya yang khas. " ohh gitu lain kali nggak boleh gitu yaa karena nggak baik ngerepotin orang ntar kalo kamu begitu terus ibu vira bisa marah lo dan bisa jadi galak" sang guru mpun memberikan penjelasan ' ihhh ibu vira orangnya baik tahuuu ayah sih nggak kenalan dulu" jawab sang anak dengan cemberut " ohh ya sudah ya ayah tak marah " jangan kayak gitu lagi yahhh sekarang tidur ok besok masih sekolah kan " seru sang guru " nggak aku masih mau nonton tv" jawab sang anak dengan mengajak bercanda" OOhhhh kemari kamu bocah kecilku " jawab sangg guru sambil menggendong dan menggelitikui tubuh si anak yatuim tersebut kemudian membawanya di kamar tempat dia tidur. tawa anak tersebut menghiasi kamar tersebut karena dia sedang bercanda denganm bapak angkatnya. sebentar kemudian dia langsung tertiddur.

Kamis, 02 Desember 2010

untukmu sang bidadari hati

berwajah cantik dan rupawan
menjadi penentram hati yang riskan
dalam mengarungi sebuah kehidupan.

menutup aurat adalah kehormatannya
berakhlak mulia adalah kemuliannya
membangun cinta dan kasih sayang untuk ridho tuhannya
menjadi jalan hidupnya.

wahai bidadari yang dihati
mampukah kau mengisi ruang di hati ini
dengan rasa cinta dan kasih yang suci.
bersandarkan ridho ilahi

wahai bidadari yang dihati
adakah engkau mampu mengarungi jalan hidup yang penuh duri
untuk bersama mendapatkan sebuah kebahagian yang hakiki dan abadi

wahai bidadari yang di hati, adakah rasa dihatimu untuk bersamaku dalam memilih pasangan hatimu yang sedang kesepian. adakah rasa dihatimu untuk menjadi penghibur hati ini yang sedang sepi mencari cinta yang hakiki

untukmu sang bidadari hati aku menunggumu dengan benang - bnenag cinta dan kasih yang ingin kurajut bersamamu untuk kupersembahkan kepada rabbku yang maha tinggi

jangan bersedih

wahai kawanku, jangan bersedih terhadap apa yang engkau alami saat ini
sesungguihnya yang kau alami saat ini adalah sebuah perjuangan untuk hari kedepan
dan setiap perjuangan pasti membawa hikmah untuk dapat kau renungkan.

wahai kawanku , jangan bersedih terhadap apa yang telah berlalu karena masa lalu adalah sebuah hikmah bagi mereka yang mau mengambil pelajaran terhadap apa yang telah dilakukannya.

wahai kawanku, jangan bersedih dengan masa depan karena masa depan adalah sesuatu yang belum pasti dan masa depan adalah sebuah harapan bagi mereka yang mau bejuang untuk kehidupannya

Rabu, 01 Desember 2010

ketika malam berbicara

wahai malam adakah yang ingin kau sammpaikan kepada kami tentang derita mereka yang kini lapar dan kedinginan dibawah gelapnya dirimu.

wahai malam, adakah rasa yang ingin kau sampaikan kepada kami sebagai pemimpin bangsa ini tentang mereka yang tengah kelaparan dan tidur beratapkan langit serta di temani derngan udara yang menggigit tulang dan sendi - sendi mereka.

wahai malam, apakah engkau membawa pesan untuk mereka yang tuli terhadap jerit tangis kaum yang lemah, dan tertindas serta tak punya daya untuk bangkit mempertahankan kehormatannya.

wahai malam, sampaikan pada mereka yang tertidur di waktu ini untuk bangun dan melihat di sekililingnya tentang keadaan mereka yang tertindas dan menjerit serta menangis karena rasa lapar dan dingin mencekam.

wahai malam, sampaikan pada mereka yang tertidur dalam kemewahan untuk melihat dan mendengarkan jeritan mereka yang sedang merintih kesakitan karena menderita berbagai macam penyakit.

wahai malam, sampaikan juga bahwa engkau adalah waktu dimana manusia telah menunaikan amanahnya dan akhir dalam perjalanan hidup sehari penuh dalam putaran waktu yang dialami manusia di seluruh dunia

wahai malam sampaikan ceritaku ini bagi mereka yang bangun kelak di pagi hari untuk segera menolong mereka yang menderita di waktu mereka tertidur.

Rabu, 02 Juni 2010

Hutang Bangsa Pada Pesantren
swaramuslim.net/galery/islam-indonesia/index.php?page=sabili2-hutang_bangsa
Oleh Hamid Fahmy Zarkasyi
Pada periode awal pembangunan negara ini telah terjadi perdebatan sengit antara Dr.Sutomo dengan S.T.Alisyahbana tentang arah pembangunan negara Republik Indonesia. Bagi yang pertama negara ini hanya dapat dibangun berdasarkan khazanah budaya bangsa ini, sedang bagi yang kedua negara ini dapat maju hanya dengan meniru sepenuhnya budaya Barat. Yang pertama membanggakan pendidikan pesantren yang kedua mengagungkan pendidikan sekuler ala Barat, dengan argumentasi masing-masing. Meskipun argumentasi Dr.Sutomo cukup kuat dan rasional, namun pemikiran S.T.Alisyahbana sejatinya mewakili arus pemikiran para pengambil kebijakan kependidikan saat itu. Yang menarik di sini bukan argumentasi mereka masing-masing, tapi implikasi bahwa usaha meletakkan pendidikan pesantren sebagai rival pendidikan sekuler Barat memang telah lama wujud.

Memang pondok atau pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang selalu berhadapan secara vis a vis dengan pendidikan sekuler yang dibawa oleh penjajah. Bukan hanya itu, keberadaannya sejak awal telah menunjukkan anti-penjajah dan mendukung kemerdekaan negara Republik Indonesia. Tak pelak lagi ia kemudian sangat dicurigai penjajah. Anehnya setelah negara Indonesia merdeka, pesantren juga dicurigai anti pemerintah dan menjadi sarang “komando jihad”. Kini pesantren kembali dicurigai sebagai sarang teroris. Apa sebenarnya substansi pendidikan Pesantren? dan bagaimanakah ia memainkan peranannya dalam lintasan sejarah bangsa ini?

Substansi Pesantren
Hakikatnya pendidikan pesantren tidak lepas dari Islam, dan pendidikan pesantren bermula tidak lama setelah Islam masuk ke Indonesia. Alasannya sangat sederhana. Islam, sebagai agama dakwah, disebarkan secara efektif melalui proses transmisi ilmu dari ulama ke masyarakat (tarbiyah wa ta’lim, atau ta’dib). Proses ini di Indonesia berlangsung melalui pesantren. Hal ini dapat dibuktikan di antaranya dari metode pembelajaran di pesantren. Metode sam’ (audit, menyimak), metode syarh (penjelasan ulama) dengan secara halaqah, metode tahfiz (hafalan) dll, yang terdapat terdapat di pesantren berasal dari tradisi intelektual Islam.

Hanya saja istilah yang digunakan untuk sistim ini tidak sepenuhnya merujuk kepada kata bahasa Arab. Sebutan untuk pelajar yang mencari ilmu bukan murid seperti dalam tradisi sufi, atau thalib atau tilmidh seperti dalam bahasa Arab, tapi santri yang berasal dari bahasa sanskrit (san= orang baik; tra= suka menolong). Lembaga tempat belajar itupun kemudian mengikuti akar kata santri dan menjadi pe-santri-an atau “pesantren”. Di Sumatera pesantren di sebut rangkang atau meunasah atau surau. Ini menunjukkan pendekatan dakwah para ulama yang permisif terhadap tradisi lokal. Di Malaysia dan Thailand lembaga ini dikenal dengan nama pondok, merujuk kepada bahasa Arab funduk yang berarti hotel atau penginapan yang maksudnya asrama. Jadi meskipun istilah “pesantren” tidak memiliki akar kata dari tradisi Islam, tapi substansi pendidikannya tetap Islam.

Keberadaan kiai atau ulama sebagai tokoh otoritatif, peserta didik, asrama dan sarana pendidikan, pendidikan agama Islam dan masjid sebagai pusat kegiatan kependidikan adalah unsur-unsur penting pendidikan pesantren yang sejatinya adalah juga unsur pendidikan Islam. Keempat unsur yang melingkupi santri ini dapat dianggap sebagai catur-pusat pendidikan. Ini lebih lengkap dibanding tri-pusat pendidikan (sekolah, masyarakat, keluarga), yang terdapat pada sistem sekolah pada pendidikan umum.

Karakter pendidikan pesantren adalah menyeluruh. Artinya seluruh potensi pikir dan zikir, rasa dan karsa, jiwa dan raga dikembangkan melalui berbagai media pendidikan yang terbentuk dalam suatu komunitas yang sengaja didesain secara integral untuk tujuan pendidikan. Di dalam sistem sekolah pusat-pusat pendidikannya terpisah-pisah dan hampir tidak saling berhubungan. Di dalam kelas atau di masjid para santri diajar ilmu pengetahuan kognitif, dan di luar itu ia memperoleh bimbingan serta menyaksikan suri tauladan dari kiai atau gurunya serta kawan-kawannya. Jadi kehidupan di dalam pondok sudah merupakan pelajaran penting bagi santri seperti yang diajarkan oleh Islam itu sendiri. Doktrin tentang keimanan dalam teks, dilengkapi dengan pelajaran etika, ilmu, kemasyarakatan, pendidikan, dan lain-lain diluar kelas. Pengertian kurikulum bagi pendidikan pesantren tidak terbatas pada pelajaran atau kitab-kitab yang dipakai, tapi keseluruhan kegiatan di dalam asrama atau pondok.

Dengan demikian tujuan pendidikan pesantren seperti halnya tujuan kehidupan manusia didunia ini adalah ibadah, yang spektrumnya seluas pengertian ibadah itu sendiri. Dengan catur-pusat pendidikan pesantren berfungsi sebagai “melting pot”, yaitu tempat untuk mengolah potensi-potensi dalam diri santri agar dapat berproses menjadi manusia seutuhnya (insan kamil). Santri tidak hanya disipakan untuk mengejar kehidupan dunia tapi juga mempersiapkan kehidupan akhirat. Tidak hanya untuk menjadi manusia berguna bagi masyarakatnya, tapi untuk menjadi manusia seutuhnya yang taat kepada Tuhannya. Pengolahan potensi diri ini didukung oleh bangunan spiritual, sistem nilai dan jiwa kedisiplinan yang kuat yang dapat klasifikasikan sedikitnya menjadi lima, yaitu Keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwwah Islamiyah, kemandirian dan kebebasan.

Peran pesantren
Seperti disinggung di atas wujud pesantren hampir bersamaan dengan datangnya umat Islam dinegeri ini. Karenanya peran pesantren dalam membangun negeri ini sebernarnya sama dengan peran Islam itu sendiri. Peran Islam dalam membangunkan dunia Melayu sudah terbukti secara historis. Dalam teori Prof. Naquib al-Attas tentang Islamisasi masyarakat Melayu, Islam datang dengan membawa pandangan hidup baru yang ditandai oleh munculnya semangat rasionalisme dan intelektualisme. Pandangan hidup baru ini kemudian merubah pandangan hidup bangsa Melayu-Indonesia yang sebelumnya dikuasai oleh dunia mitologi yang rapuh. (lihat al-Attas, Preliminary Statement on A general theory of the Malay-indonesian archipelago, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1969).

Menurut Snouck Hurgronje, agama Hindu tidak mempunyai peran dalam pembinaan spiritual masyarakat awam yang kebanyakan dari kasta rendah. Di Sumatera, yang pernah dikenal sebagai pusat berkumpulnya para pemikir Hindu, misalnya, pandangan hidup Hindu hampir tidak berpengaruh terhadap masyarakat waktu itu. Oleh karena itu pada masa kekuasaan kerajaan Hindu banyak anggota masyarakat yang tertarik pada pandangan hidup Islam.

Namun, pandangan hidup Islam tidak serta merta dipahami masyarakat dengan hanya membaca syahadat. Ia memerlukan proses transformasi konsep-konsep ke dalam pikiran masyarakat; dan pemahaman suatu konsep hanya effektif dilakukan melalui proses belajar mengajar. Pesantren dalam hal ini berperan aktif dalam transformasi konsep-konsep penting dalam Islam ke tengah-tengah masyarakat waktu itu. Peran Islam dalam merubah pandangan hidup yang statis kepada yang dinamis, rasional dan teratur inilah yang disebut dengan proses Islamisasi, kebalikan dari “akulturalisasi” (penyesuaian agama dengan kultur setempat).

Jadi Islam masuk ke Indonesia dan disebarkan melalui pendidikan pesantren dalam bentuk pandangan hidup, dan bukan sebagai gerakan politik seperti yang diasumsikan Prof. Sartono Kartodirdjo. Terbukti raja-raja di Jawa dan luar Jawa masuk Islam tanpa proses peperangan. Sebagai pandangan hidup Islam membawa konsep baru tentang Tuhan Yang Maha Esa, tentang manusia, tentang hidup, waktu, dunia dan akherat, bermasyarakat, keadilan, harta dan lain-lain.

Dengan pandangan hidup Islam masyarakat lalu mengembangkan semangat pembebasan dan perlawanan terhadap penjajah. Pemberontakan petani di Banten tahun 1888, atau perang masyarakat Aceh melawan Belanda tahun 1873, misalnya, tidak lepas dari peran kaum santri dan pesantren. Jadi Islam tidak dapat dipahami hanya sebagai gerakan politik, tapi sebagai suatu pandangan hidup yang memberi warna baru terhadap gerakan politik.

Peran pandangan hidup Islam terhadap bangkitnya bangsa Melayu dapat dilihat dari fenomena tersebarnya kultur Islam dan tersebarnya penggunaan bahasa Melayu sebagai alat untuk mengekspresikan karya sastra dan berbagai diskursus pemikiran kegamaan dan filsafat. Dengan merasuknya pandangan hidup Islam kedalam kultur Melayu, maka bahasa Melayu menjadi sangat kaya dengan kosa kata dan terminologi Islam. Ini juga sekaligus merupakan jembatan menuju lahirnya bahasa Melayu sebagai lingua franca.

Selain itu dengan gerakan hijrah ke pelosok-pelosok pedesaan, pesantren mengembangkan masyarakat Muslim yang solid, yang pada gilirannya berperan sebagai kubu pertahanan rakyat dalam melawan penjajah. Peran para kiai dalam melawan penjajah tidak perlu dipertanyakan lagi. Raffles sendiri dalam bukunya The History of Java mengakui bahaya para kiai terhadap kepentingan Belanda. Sebab, menurutnya, banyak sekali kiai yang aktif dalam berbagai pemberontakan.

Bahkan besarnya pengaruh kiai tidak hanya terbatas pada masyarakat awam, tapi juga menjangkau istana-istana. Kiai Hasan Besari, dari pesantren Tegalsari Ponorogo, misalnya berperan besar dalam meleraikan pemberontakan di Keraton Kartasura. Bukan hanya itu, pesantren dulu juga mampu melahirkan pujangga. Raden Ngabehi Ronggowarsito adalah santri Kiai Hasan Besari yang berhasil menjadi Pujangga Jawa terkenal.

Di zaman pergerakan pra-kemerdekaan, peran pesantren juga sangat menonjol, lagi-lagi melalui alumninya. HOS Cokroaminoto pendiri gerakan Syarikat Islam dan guru pertama Soekarno di Surabaya, adalah juga alumni pesantren. KH. Mas Mansur, KH.Hasyim Ash’ari, KH. Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, KH.Kahar Muzakkir, (untuk menyebut beberapa nama) adalah alumni pesantren yang menjadi tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh. Di tengah masyarakat mereka adalah guru bangsa, tempat merujuk segala persoalan di masyarakat. Di tengah percaturan politik menjelang kemerdekaan Republik Indonesia peran mereka tidak diragukan lagi.

Ketika Jepang memobilisir tentara PETA (Pembela Tanah Air) guna melawan Belanda, para kiai dan santri mendirikan tentara Hizbullah. Di balik itu dalam pikiran mereka adalah kosep jihad melawan kezaliman, konsep ukhuwwah untuk membela sesama saudara seagama dan konsep kebebasan yang menolak segala bentuk penindasan. Itu semua tidak lepas dari pengaruh pandangan hidup Islam.

Sesudah kemerdekaan, alumni-alumni pesantren terus memainkan perannya dalam mengisi kemerdekaan. Moh. Rasyidi, alumni pondok Jamsaren adalah Menteri Agama RI pertama, Mohammad Natsir alumni pesantren Persis, menjadi Perdana Menteri, KH.Wahid Hasyim, alumni pondok Tebuireng, KH.Kahar Muzakkir dan lain-lain menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan; KH.Muslih Purwokerto dan KH. Imam Zarkasyi alumni Jamsaren menjadi anggota Dewan Perancang Nasional; KH. Idham Khalid menjadi wakil Perdana Menteri dan ketua MPRS. Singkatnya, di awal-awal kemerdekaan RI para kiai dan alumni pesantren berpatisipasi hampir di setiap lini perjuangan bangsa. Perlu dicatat bahwa jabatan-jabatan itu bukan diraih untuk tujuan politik sesaat, tapi untuk sarana membela dan memperjuangkan agama, negara dan bangsa.

Di era Orde Baru di tengah maraknya pembangunan fisik yang disertai dengan proses marginalisasi peran politik ummat Islam, kiai dan pesantren tetap memiliki perannya dalam membangun bangsa. Dampak pembangunan fisik yang tidak berangkat konsep character building adalah dekadensi moral, korupsi, tindak kekerasan dan lain-lain. Akibatnya pendidikan, khususnya sistem sekolah di kota-kota besar tidak lagi menjanjikan kesalehan moral dan sosial anak didik. Dalam kondisi seperti inilah pesantren muncul menjadi sebagai alternatif penting. Dengan jiwa ukhuwwah Islamiyah di pesantren tidak pernah terjadi “tawuran”; dan karena jiwa kemandirian di pesantren tidak sedikit dari santri drop out justru sukses sebagai pengusaha.

Ketika terjadi upaya convergensi ilmu pengetahuan agama dan umum di pesantren, medan distribusi alumni pesantren menjadi semakin luas. Penyeberangan santri ke perguruan tinggi umum menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Para santri ini kemudian mengembangkan kajian-kajian agama secara informal dan intensif yang melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang tidak memilik background agama. Kini peran pesantren tidak lagi langsung dimainkan oleh alumninya, tapi oleh murid-murid alumninya. Pergerakan mahasiswa seperti HMI, PMII, IMM yang marak pada dekade 70-an dan 80-an, dan juga gerakan LDK, usrah-usrah dan intensifikasi aktifitas masjid kampus dan lain-lain tidak dapat dipisahkan dari peran dan kontribusi alumni-alumni pesantren.

Kini di zaman reformasi telah muncul sejumlah nama tokoh yang tidak lepas dari peran pendidikan pesantren, baik langsung maupun tidak langsung. Amien Rais, ketua MPR, Abdurrahman Wahid, pendiri PKB, Hidayat Nur Wahid, Presiden PKS, Hasyim Muzadi, Ketua PB NU, Nurcholis Madjid, Rektor Paramadina, adalah beberapa nama tokoh yang tidak lepas dari dunia pesantren. Hal ini tidak saja menunjukkan kualitas pendidikan pesantren dalam mencetak pemimpin dan tokoh-tokoh bangsa tapi membuktikan besarnya kepedulian santri terhadap problematika bangsa ini.

Jika kini beberapa gelintir alumni pesantren dituduh terlibat dalam berbagai aksi yang dianggap ‘terror’, maka sangat absurd jika kemudian peran dan potensi pesantren dalam membangun bangsa ini, baik di masa lalu maupu di masa depan, dinafikan. Semestinya kini tidak perlu lagi mempertanyakan apa peran dan fungsi pesantren dalam membangun negara ini, yang justru perlu dipertanyakan adalah apa yang telah dilakukan pemerintah dalam membangun pesantren dan apa yang belum. Hasil kalkulasi inilah hutang bangsa ini pada pesantren. Wallahu a’lam.

Penulis Peneliti di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSIST)